Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jabarku Sayang Jabarku Malang



Sebagai orang Jabar saya tentu tahu, Jawa Barat adalah daerah yang relijius. Hampir di semua wilayah, akan dengan mudah kita menemukan pondok pesantren. Dari pondok disekitar kampung sampai bertaraf Nasional.

Dan setahu saya juga, rata rata pondok pesantren di Jawa Barat berafiliasi pada dua organisasi besar Islam di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Yang dinilai sebagai benteng terakhir NKRI dari gangguan ideologi luar.

Oleh karena itu bukan isapan jempol belaka, selain merupakan warga yang relijius, warga Jabar juga mempunyai jiwa Nasionalis yang tinggi. Khusus di daerah Priangan Timur, bahkan pernah terjadi peristiwa terkenal dengan istilah "Pager Betis". Dimana rakyat jabar saat itu bahu membahu bersama aparat negara menumpas gerakan Darul Islam nya Kartosuwiryo yang ingin mengubah negara ini menjadi negara Islam.

Namun sekarang keadaan Jawa Barat tidak seperti dulu lagi, hampir berbalik 180 derajat. Jawa Barat yang bersentuhan langsung dengan pusat pemerintahan, hampir menjadi yang pertama dan paling keras dalam menentang kebijakan pemerintah, apapun itu. Bahkan hari ini, banyak warga jabar yang ingin menghacurkan sistem pemerintahan yang ada dan menggantinya dengan sistem khilafah.

Bukan tanpa sebab, perubahan sikap warga jabar ini karena mereka dihimpit oleh 2 kekuatan Islam Fanatik. Dari wilayah Barat ada Jakarta, yang merupakan markas besar FPI dan HTI. Sedang di timur, ideologi warisan Darul Islam masih tetap eksis walau suam suam kuku.

Yang paling terdampak dari pengaruh 2 kekuatan ini adalah jalur selatan Jawa Barat. Mulai dari Bogor, sampai Ciamis. Purwakarta, kurang begitu terpengaruh, mereka punya seorang tokoh yang kecintaanya terhadap budaya sunda masih tinggi, yaitu Dedi Mulyadi. Itulah sebabnya kenapa Mantan Bupati Purwakarta itu pernah dituding kafir, sesat, syrik, dsb.

Bersambung..

Post a Comment for "Jabarku Sayang Jabarku Malang"