Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kafir Adalah Kalimat Diskriminatif

Diakui atau tidak, KAFIR adalah kata diskriminatif. Apa lagi jika merujuk pada proses pemilihan pemimpin. Kafir adalah bahasa Arab, yang artinya menutup. Walau sebelum datangnya Islam bahasa ini sudah di pergunakan oleh orang Arab, namun kosa kata ini semakin terkenal karena agama Islam menggunakan kata ini bagi orang orang yang kufur atau orang yang bersembunyi atau menutup diri dari kebenaran Islam.

Sifat Orang Kafir

Ada rentang waktu disini, yang mengakibatkan pergeseran arti dari kata Ka Fa Rho. Yang di masa pra islam digunakan oleh petani yang menanam benih, yang artinya kafir atau kufur itu adalah sebuah tindakan, sementara di masa Islam bergeser menjadi kata sifat. Ini tidak ada bedanya dengan kata setan atau iblis, itu merupakan kata sifat. Namun seiring berjalannya waktu, banyak yang menganggap kalau setan atau iblis itu adalah mahluk.  Walau dengan jelas Allah hanya menciptakan Malaikat, Jin dan Manusia. Sementara kata setan, hanya merujuk dari golongan jin dan manusia. Jadi jelas setan itu adalah kata sifat yang terkutuk melalui godaan godaan yang dilakukan jin dan manusia yang memang memiliki nafsu, beda dengan malaikat. Oleh karena itu tidak mungkin jika setan berasal dari Malaikat.

Banyak ayat yang menulis kata kafir, namun konteksnya bukan hanya untuk orang orang non muslim, karena saya yakin ayat ayat tersebut bersifat universal. Artinya ayat ayat qur'an dibuat untuk semua manusia, oleh karena itu sifat kufur atau kafir bisa untuk non muslim bisa juga untuk muslim itu sendiri. Karena kalau hanya ditujukan untuk non Islam ayat ayat tentang kafir ini tentu sangat diskriminatif. Sementara umat muslim tentu tidak akan menerima jika ayat Al Qur'an disebut dikriminatif, iya kan.?

Oleh karena itu dengan gegabah saya berkesimpulan, jika akar masalah dari sifat diskriminatif ini adalah masalah penafsiran. Itu sebabnya orang yang mengerti, tidak akan pernah menunjuk langsung apa lagi dilakukan secara frontal bahwa seseorang itu kafir.  Mereka akan selalu menyematkan kalimat lain sebelum atau sesudah kata kafir, seperti; " Menurut Kepercayaan ", " Menurut Keyakinan ", dan " Menurut Tafsir ".

Yang berarti kata kafir ini bukan sesuatu yang pasti seperti petani menutup benihnya dengan tanah. Tapi sesuatu yang multi tafsir, itulah sebabnya sampai saat ini kata kafir masih menjadi topik menarik untuk diperdebatkan. Maka saat mengatakan Kafir terhadap orang lain dalam sebuah tindakan, misalnya dalam rangka mencela atau menghina, itu sama dengan merubah ayat Qur'an yang universal menjadi diskriminatif. Itu diperkuat dengan shahih Muslim yang mengatakan " Orang yang menyebut kafir terhadap orang yang dianggap musuh  Tuhan, padahal bukan, maka kata itu akan kembali pada dirinya". Bukankah mencela dan menghina itu sifat kafir.?

Hanya Allah yang mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.

Post a Comment for "Kafir Adalah Kalimat Diskriminatif"