Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sikap Saya Terhadap Seks Muhammad

Sekarang tiba giliran saya untuk bicara tentang segala bentuk caci maki atas prilaku seks Muhammad, yang marak dituduh oleh para pembencinya sebagai mengalami gejala kelainan seks. Mulai dari hiperseks, sampai dengan pedofilia.

Bagi saya,
Yang bisa membicarakan hal ini, hanya manusia-manusia normal, khususnya kaum laki-laki. Kemudian selain normal, juga punya sikap yang fair. Karena umumnya sikap manusia terhadap seks, munafik. Lain yang terasa, lain yang diakui.

Faktanya,
Seks itu punya pintu masuk yang beragam. Setiap orang, punya stimulus rangsangan yang berbeda. Ada banyak hal yang bisa membuat seorang laki-laki terangsang. Begitu juga dengan wanita. Bahkan, sumber rangsangan itu juga bisa muncul dari luar tubuh. Misalnya karena sebuah kecakapan, kelincahan, kecerdasan, pemikiran, seseorang juga bisa jatuh hati pada seseorang dan sekaligus juga terangsang secara seksual.

Artinya apa yang dialami Muhammad,
Bagi saya tidak ada yang aneh. Memang sudah naturnya seorang laki-laki ingin meniduri banyak wanita. Termasuk terangsang secara seksual dengan wanita yang berbeda umur secara kontras. Misalnya pada wanita yang teramat muda, atau wanita yang teramat tua. Meski tidak populis, tapi gejala ini tetap dan selalu ada pada sebagian laki-laki. Tidak ada yang aneh dengan kecendrungan seks. Karena itu merupakan hasrat seksual pribadi setiap individu. Itu soal selera yang paling privat. Tidak bisa diobjektivasi. Tidak bisa digeneralisir. Sama dengan selera terhadap masakan, pakaian dan seterusnya. Setiap orang, punya seleranya sendiri-sendiri yang tidak bisa dihakimi dengan ukuran apapun.

Yang menjadi masalah,
Adalah pada klaim yang dilakukan Muhammad.
Muhammad mengklaim bahwa apa yang dia lakukan, adalah sebuah tindakan yang direstui Tuhannya. Artinya dia melakukan justifikasi moral atas kecendrungan pribadinya sebagai sesuatu yang illahiah. Semua itu, juga bagian dari property kenabiannya. Bukan sesuatu yang terpisah sebagai sisi pribadinya. Tapi dunia seksnya, juga including sebagai pesan agama yang dibawanya.

Tapi bagaimanapun, ini hanya tafsir.
Saya sendiri, belum pernah bertemu dengan Muhammad
Bahan pembicaraan saya, hanya Alquran dan dokumen-dokumen lain yang terkait, yang semua itu, juga bisa diperdebatan keabsahannya, apakah benar semua itu perkataan original dari Muhammad, atau hanya daur ulang fakta dari para penulisnya.

Artinya jangan-jangan sikap Muhmmad sendiri,
Justru memisahkan sikapnya antara kecendrungan seksnya di satu sisi, dengan misi Kenabiannya disisi lain. Jangan-jangan Muhmmad justru berkata: “Jangan lihat kecendrungan seks saya. Itu diri saya sebagai pribadi. Tidak ada hubungannya dengan agama yang saya bawa. Firman Tuhan ini satu hal, dan diri saya pribadi sebagai hal lain. Jangan dicampuradukkan”

Kesimpulan saya adalah
Rata-rata para pengkritik Muhammad, keterlaluan. Tidak proporsional
Nafsu kebenciannya, lebih menonjol dari hasrat studi objektifnya
Begitu juga yang membela Muhammad
Lebih menonjol kadar keluguannya dari pada ketajaman wawasan dan sikap objektifnya dalam memetakan persoalan ini secara fair, sehingga yang dilakukan, hanya membela tidak karuan tanpa dasar keilmuan yang memadai.

Penulis : EA

Post a Comment for "Sikap Saya Terhadap Seks Muhammad"