Kisah Pilu Seorang Sopir Truk
Seiring perubahan zaman, dan seiring perputaran waktu, Nasib supir jaman sekarang berubah 180 derajat. Harga seorang supir tak ubahnya seperti Gembel, Sering bila saya berjalan di keramaian, ada saja orang orang yang menutup hidung. Yang lebih parah, seorang supir bahkan tak di hargai oleh bosnya sendiri. Misalnya saat kami mengeluh tentang penghasilan yang minim, Seorang bos bisa dengan enteng berkata:
'' kalau merasa kurang besar, silahkan keluar dari perusahaan. satu keluar, seribu yang antri buat gantiin kamu ''.
Apa mau di kata, dan apalah daya, walau penghasilan kadang tak lebih dari penghasilan seorang tukang becak, asal dapur bisa ngebul mau tak mau senang tak senang roda harus tetap berputar.
Namun ada juga yang tetap melekat pada diri seorang supir, Yaitu pandangan orang terhadap supir, seperti..: Makan kaya raja, tidur kaya anjing. Tukang main perempuan. Ceweknya di tiap pengkolan.. Dan masih banyak lagi.. Padahal, untuk kehidupan masa modern seperti sekarang, Boro-boro ada biaya lebih untuk melakukan semua hal di atas. Untuk menafkahi anak istri saja, rela seorang supir mengambil resiko tanpa seorang kernet, Padahal yang di kemudikannya itu mobil besar..
Bagaimana kalau ngantuk..
Bagaimana kalau ban meledak..
Bagaimana kalau di rampok..
Sudah tak bisa di bayangkan peluh yang harus di keluarkan, Bahkan nyawa bisa melayang karenanya.
Kembali pada masalah harga menghargai, Saya punya satu cerita yang membuat saya masygul, sedih, dan ingin berontak bila teringat lagi kejadian tersebut.
Ceritanya begini:
Di daerah Cirebon, mobil yang saya bawa mogok. Sparepart yang rusak lumayan berat, tak bisa di kerjakan sendiri, dan perlengkapan kunci-kunci yang saya punyapun tidak begitu komplit.Lalu saya telpon bos agar di kirim montir, onderdil juga perlengkapanya tentu.
Setelah menunggu kurang lebih 6 jam, datanglah STORING.. Tanpa menunggu lama, saya dan montir langsung mengganti sparepart yang rusak. Setengah perjalanan perbaikan, Karena merasa lelah, saya dan dua orang montir pun beristirahat. Sambil istirahat saya tawarkan montir tersebut untuk sekalian makan, mereka pun mengangguk.
Tanpa mengganti pakaian yang kotor oleh debu dan percikan Olie, saya pergi ke sebuah warteg. Karna saya melihat begitu rame oleh orang makan. Dan pelayanya saya lihat sibuk melayani orang yang ingin makan. Maka saya menunggu di ambang pintu sambil memperhatikan ke dalam..
Setelah semua orang di dalam warteg itu terlayani, dan pelayanya tidak sesibuk tadi, Saya melangkah ke dalam. Namun betapa terkejutnya saya, ketika pelayan itu melihat dan dengan lantang menghardik saya:
'' HUSH... HUSH... PERGI SANA, NGGAK ADA NASI....!! ''
'' ORANG PADA MAKAN JUGA MAEN NYELONNONG AJA '' tambahnya..
Deg..!!
Jantung ini serasa mau copot, malu di lihatin orang, dan marah karena di sangka orang gila bercampur menjadi satu. Ingin rasanya saya loncat mendekati dan menjotos muka pelayan itu. Tidak peduli walau dia cewek. Tapi untung hati ini masih bisa bersabar.
Reflek saya keluarkan dompet, Sisa uang jalan dua juta lebih saya ambil dari dompet, Lalu saya tunjukan pada hidungnya. Dengan suara yang parau dan sedikit bergetar karna marah. Saya cuma sanggup berkata..
'' SAYA MAU BELI MBAK..! ''..
Semua orang yang ada di situ berhenti mengunyah, Melongo memperhatikan saya yang buru-buru meninggalkan warteg jahanam tersebut.
Post a Comment for "Kisah Pilu Seorang Sopir Truk"
Silahkan berkomentar sesuai tema posting di atas. Komentar jorok, spam, atau tidak relevan, akan kami hapus secara permanen.