Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sadarlah Wahai Temanku

Saya punya temen, namanya sibuta dari gua kegoblokan.
Karena agama yang di anutnya, dia merasa sudah menjadi manusia paling mulia dan paling bener. Padahal agama yang dianutnya itu, lahir tidak gedebuk jatuh langsung dari langit,
Hukum-hukumnya itu lahir melalui proses, situasi, kondisi, keadaan dan tempat.
Sebab itu hukum yang lahir selalu disertai tempat dan sebab musababnya, atau lebih di kenal asbabun nuzul.

Itupun tidak utuh seperti dulu,
Apa yang teman saya baca sekarang, itu juga melalui proses panjang tambal sulam pemikiran para fukaha, para imam dan cendikiawan lainya.
Contohnya dalam madzhab fiqh,
Kenapa imam malik membangun madzhab maliki,
Padahal beliau berguru pada abu hanifah yang membangun madzhab hanafi.
Kenapa juga imam syafi'i membangun madzhab syafi'i,
Padahal imam syafi'i berguru pada imam malik.
Dan begitu seterusnya
Mereka melakukan proses tambal sulam hukumnya dengan membangun madzhab mereka sendiri2. 

Tapi bagi teman saya yang buta sejarah juga buta mata,
Merasa apa yang dia yakini adalah satu-satunya kebenaran yang tidak terbantah.
Padahal apa yang dia yakini adalah warisan dari seorang tokoh,
Bahkan tokoh tersebut mewariskan apa yang di yakininya juga warisan dari para tokoh sebelumnya.


Sallam

Post a Comment for "Sadarlah Wahai Temanku"