Orang Berilmu Belum Tentu Cerdas
Kecerdasan, kepintaran, atau intelegensi seseorang tidak cukup di ukur hanya dengan sekolah Yang tinggi.
Tapi seberapa besar kemauan dia berpikir kritis terhadap ilmu yang dia peroleh..
Karna sekolah hanyalah menimba Ilmu, bukan menimba kecerdasan, seorang guru hanya memberi pengetahuan, bukan memberi kepintaran..
Begitu juga Tuhan, Dia hanya memberi pengetahuan tentang Ilmu-Nya, tinggal seberapa besar kita mau mengkaji apa yang telah di beritahukanya..
Semakin tinggi seseorang dalam pendidikan, semakin banyak Ilmu yang di dapat, dan semakin kritis seseorang terhadap Ilmunya, maka semakin cerdas ia.
Sekolah Tinggi dan banyaknya Ilmu tanpa di barengi kekritisan berpikir, hanya menimbulkan kesombongan status sosial..
Dia akan ”merasa” pintar dengan Ilmunya.
Dia akan mengkotak-kotakan pula status sosialnya.
Bila seorang Pemimpin dia tak akan pernah mendengar kritikan Rakyatnya.
Padahal Orang berilmu, yang di barengi kekritisan, kecerdasan, dan kepintaran, itu akan mengadopsi Ilmu padi.
Semakin Tinggi dia, baik Ilmu, kecerdasan, maupun sosialnya, dia akan semakin merunduk dalam kesederhanaan dan kebijaksanaan.
Seperti yang di Contohkan Revolusioner Islam, Nabi besar Muhammad SAW..
Sosok Muhammad tak hanya sukses dalam bidang spiritual, tetapi pada setiap peran yang dia emban dalam berbagai bidang kehidupan.
Seorang Profesor Filsafat India, Ramakrishna Rao, dalam bukunya, Muhammad: The Prophet of Islam, menyebutnya sebagai ”model (teladan) yang sempurna bagi kehidupan manusia”.
” The personality of Muhammad, it is most difficult to get into the whole truth of it. Only a glimpse of it I can catch. What a dramatic succession of picturesque scenes! There is Muhammad the Prophet. There is Muhammad, the Warrior; Muhammad, the Businessman; Muhammad, the Statesman; Muhammad, the Orator; Muhammad, the Reformer; Muhammad, the Refuge of Orphans; Muhammad, the Protector of Slaves; Muhammad, the Emancipator of Women; Muhammad, the Judge; Muhammad, the Saint. All in these magnificent roles, in all these departments of human activities, he is like a hero.”
Firman Allah dalam Surat Al-Ahzab:21.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الاخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً
Artinya : “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah “.
Tapi seberapa besar kemauan dia berpikir kritis terhadap ilmu yang dia peroleh..
Karna sekolah hanyalah menimba Ilmu, bukan menimba kecerdasan, seorang guru hanya memberi pengetahuan, bukan memberi kepintaran..
Begitu juga Tuhan, Dia hanya memberi pengetahuan tentang Ilmu-Nya, tinggal seberapa besar kita mau mengkaji apa yang telah di beritahukanya..
Semakin tinggi seseorang dalam pendidikan, semakin banyak Ilmu yang di dapat, dan semakin kritis seseorang terhadap Ilmunya, maka semakin cerdas ia.
Sekolah Tinggi dan banyaknya Ilmu tanpa di barengi kekritisan berpikir, hanya menimbulkan kesombongan status sosial..
Dia akan ”merasa” pintar dengan Ilmunya.
Dia akan mengkotak-kotakan pula status sosialnya.
Bila seorang Pemimpin dia tak akan pernah mendengar kritikan Rakyatnya.
Padahal Orang berilmu, yang di barengi kekritisan, kecerdasan, dan kepintaran, itu akan mengadopsi Ilmu padi.
Semakin Tinggi dia, baik Ilmu, kecerdasan, maupun sosialnya, dia akan semakin merunduk dalam kesederhanaan dan kebijaksanaan.
Seperti yang di Contohkan Revolusioner Islam, Nabi besar Muhammad SAW..
Sosok Muhammad tak hanya sukses dalam bidang spiritual, tetapi pada setiap peran yang dia emban dalam berbagai bidang kehidupan.
Seorang Profesor Filsafat India, Ramakrishna Rao, dalam bukunya, Muhammad: The Prophet of Islam, menyebutnya sebagai ”model (teladan) yang sempurna bagi kehidupan manusia”.
” The personality of Muhammad, it is most difficult to get into the whole truth of it. Only a glimpse of it I can catch. What a dramatic succession of picturesque scenes! There is Muhammad the Prophet. There is Muhammad, the Warrior; Muhammad, the Businessman; Muhammad, the Statesman; Muhammad, the Orator; Muhammad, the Reformer; Muhammad, the Refuge of Orphans; Muhammad, the Protector of Slaves; Muhammad, the Emancipator of Women; Muhammad, the Judge; Muhammad, the Saint. All in these magnificent roles, in all these departments of human activities, he is like a hero.”
Firman Allah dalam Surat Al-Ahzab:21.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الاخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً
Artinya : “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah “.
Post a Comment for "Orang Berilmu Belum Tentu Cerdas"
Silahkan berkomentar sesuai tema posting di atas. Komentar jorok, spam, atau tidak relevan, akan kami hapus secara permanen.